"Tindakan yang lalu tak bisa ditarik kembali, sementara tindakan yang akan datang tak dapat di duga, hanya bisa dikenang, hanya bisa mengangan-angan"
Sejenak kututup mata, kurasakan benar-benar detak jam bergulir. Kali ini begitu nyaring terdengar selantang lonceng menggema diangkasa. 57, 58, 59…serentak hysteria mengharu biru memasuki gerbang baru, gerbang yang seperti apa bentuk nya aku tak tahu, tetapi seakan-akan gerbang itu memang nyata. Entah gerbang yang mana, tak taulah yang penting baru. Tak tau apakah gerbang sewaktu-waktu roboh karena rapuhnya, yang penting gerbang baru, karena memang demikian gerbang itu tak bisa ditolak maka terimalah, bagaimana nanti bentuknya. Hari ini disambut meriah besok di sumpah serapah, sekali lagi entahlah..
Memasuki lorong waktu, lorong artikulasi tak ada rasnya.., biasa saja ternyata. Tapi kurasakan gegap gempitanya, kemeriahannya sehingga memang lorong itu penuh rasa 'tuk dihayati, penuh arti penuh makna. Tapi apa maknanya?...Membuka gerbang baru. Bagaimana dengan gerbang lama?? Tutup atau dibiarkan terbuka? Ya tutuplah segala sedih, duka nestapa dan tetaplah terbuka segala asa, gembira dan bahagia. Itulah harapan. Kendati kedua-duanya selalu hadir bagaikan dua keping uang. Sedih itu sebenarnya adalah suka, suka itu adalah duka, selalu mengintai kita. Yang jelas tindakan yang lalu tak bisa ditarik kembali, sementara tindakan yang akan datang tak dapat di duga, hanya bisa dikenang hanya bisa mengangan-angan.
Tahun baru banyak ragam, banyak corak dalam merayakannya, banyak hal penghayatan dan banyak persiapan untuknya. Setiap Desember-Januari semua saling berucap selamat, Setiap Desember-Januari banyak rencana-rencana gigantis disiapkan, Setiap Desember-Januari banyak proyek direncanakan, Setiap Desember-Januari jabatan apa lagi yang akan saya dapatkan, Setiap Desember-Januari prestis apa yang akan digapai, Setiap Desember-Januari bagaimana meningkatkan saldo pendapatan, begitupun segala persahabatan, cinta . Tetapi Setiap Desember-Januari seberapa intens dan persiapan kita akan hal ini, yaitu saldo rohani, prestis kita dimata Allah, derajat kita disisi-Nya, bgitupun kedekatan, kecintaan dan keakraban kita pada Ilahi. Seberapa tinggi kita mengevaluasi perkara-perkara apa saja yang dapat dilestarikan dari kehidupan kita di tahun lalu, sebagai kebiasaan yang dapat memberikan manfaat baik, ya persiapan untuk hal yang ghaib, hal yang tak terasa langsung di alam nyata, alam materi. Memang sulit, tetapi sebenarnya tidak pula susah, keinginan-keinginan sesaat-lah yang menjadikan itu suatu yang sia-sia. Merenung, baiklah kita merenung dan renungan yang paling baik adalah yang membuat manusia condong kepada Allah, yang merangsang manusia malakukan kebaikan, yang terbukti ampuh untuk membuat kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih baik.
Biarlah meraka yang tertawa oleh gelitik jemari waktu menangis ketika mereka tergores kuku-kukunya.
Biarlah mereka yang menari dan bernyanyi dalam kegembiraan gejolak masa muda meratapi keriputnya masa tua
Biarlah para histeria di karnaval waktu menutupi kepala mereka dengan abu di pemakamannya.
Namun engkau harus tetap tenang, carilah yang tak berubah dalam kaleidoskop perubahan (the Book of Mirdad, Mikhil Naimy, hal. 144)
Bersiaplah kita mempersiapkan pertemuan kepada Wujud Yang Tak Pernah Berubah. Bersiap menuju gerbang-Nya dengan menjadi hamba yang terpilih. Bagai seorang petani siapkanlah 'tuk mendapatkan panen melimpah
Apakah kita telah membajak tanah tandus dalam hati kita, hingga ia ditumbuhi rumput dan menjadi hutan lebat tempat hewan-hewan buas dan binatang-binatang melata berkeliaran dan berkembang biak
Apakah kita telah menyiangi akar-akar beracun yang bertautan dalam gelap dan mencekik akar-akar kita dan menghisap jiwa kita
Atau kita telah memangkas habis dahan-dahan dalam diri kita yang penuh lubang dimakan ulat atau kering digerogoti hama
Memang kita telah telah belajar membajak, menyiangi dan memangkas kebun anggur yang ditanam di tanah, namun kita telah mengabaikan kebun anggur yang tak tumbuh di tanah
Apakah kita telah menyiangi akar-akar beracun yang bertautan dalam gelap dan mencekik akar-akar kita dan menghisap jiwa kita
Atau kita telah memangkas habis dahan-dahan dalam diri kita yang penuh lubang dimakan ulat atau kering digerogoti hama
Memang kita telah telah belajar membajak, menyiangi dan memangkas kebun anggur yang ditanam di tanah, namun kita telah mengabaikan kebun anggur yang tak tumbuh di tanah
( the Book of Mirdad, hal.185)
Jadikan tahun baru lebih bermakna! Pada akhirnya, waktu tak dapat diukur bukan dengan bunyi detik-detik jarum jam, melainkan dapat diukur dengan detak jantung. Seberapa banyak gairah dan semangat timbul begitu pula banyaknya kecepatan waktu yang berlalu…dengan satu semboyan bahwa memang sedetik waktu bisa berharga milayaran rupiah tetapi ingatkan kita bahwa sedetik waktu bisa membentangkan hamparan surga di sisi Alah dan terus awas bahwa sedetik waktu itu juga bisa menyulut api neraka membara… Selamat Tahun Baru.
