---

Ercastyc 3

---

Ercastyc 1

---

ErcaStyc 2

Berbagi Untuk Berkaya,,, Berusaha Untuk Mengumpulkan Puing-puing Pengalaman Yang Berserakan Tak Terurus Dan Dikumpulkan dalam Simbol-simbol kecil ____ ErcaStyc. Thanks

   Sistem pendidikan di indonesia, yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan didukung oleh undang - undang tentang sistem pendidikan nasional.
Pada dasarnya pendidikan ada untuk membuat seseorang tahu tentang apa yang tidak ia ketahui, dan untuk itu sesorang harus berusaha mencari dan menemukan jawaban terbaik. Ia harus menemukan jawaban dari apa yang tidak ia tahu dan mengerti. Untuk itulah diperlukan sosok guru yang membimbing menemukan apa yang dicari.

   Ironisnya saat ini. Pendidikan tidak lagi upaya untuk memberi tahu apa yang tidak diketahui orang. Namun melepaskan begitu saja seseorang untuk mencari jawabannya sendri dengan bekal materi yang ia miliki. Guru tidak menjalankan fungsinya lagi sebagai pengajar. Pencerdasan tunas bangsa tidak merata diseluruh tanah air. Kurikulum dengan berbasis kompetensi dsb yang kini terus diperbaharui. Mengarah pada pencerdasan yang ada untuk kalangan tertentu. Percuma jika biaya belajar murah namun seseorang siswa harus dituntut untuk masuk ke (LBB ) Lembaga Bimbingan Belajar dengan biaya tinggi. Dan memang sulit untuk mencari pilihan lain. Di sekolah siswa tidak diajarkan untuk tau dan mengerti dengan materi yang diajarkan. Guru hanya berfungsi sebagai pengawas, dan siswa diwajibkan untuk mengerti sendiri materi yang dimiliki. Sebagai ukuran yang membedakan antara siswa yang rajin dan tidak, yang cerdas maupun bukan. Secara otomatis siswa akan mengikuti les di LBB, karena sulit sekali memahami suatu ilmu dengan belajar sendri. Lalu pertanyaannya bagaimanakah fungsi guru sebagai pengajar? “ingatkah anda dengan dasar seorang pendidik yang diungkapkan Ki Hadjar Dewantara, ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Didepan memberi contoh, ditengah2 memberi motivasi, dan dibelakang memberi dorongan untuk maju” bukan yang “jer Basuki mawa bea”. Memang ini tidak bisa disalahkan, karena untuk pintar pun kita juga perlu mengeluarkan uang, namun hendaknya bukan pintar karena uang.

   Ini bagian dari dampak intervensi asing pada UU serta produk DPR lainnya. Asing akan sangat diuntungkan dengan sistem ini. Mereka berlomba untuk mendirikan LBB, pengajarnya pun juga sebagian dari orang asing. Sekolah internasional akan semakin banyak, dengan berbagai sertifikat internasional sebagai tanda kapasitasnya dalam kemampuan mendidik, yang lagi - lagi hanya dibuat sebagai suatu lisensi pengakuan yang mendukung pihak lain dalam mencapai misinya.
   Ingatlah anda dengan segala tipu daya yang dilakukan asing yang terus dilakukan sampai negara ini pada titik nadi terendah.
   Kita mungkin berkaca pada Amerika dan negara lain yang menerapkan sistem ini. Segala sesuatunya begitu indah jika dilihat, siswa masuk pada jam pelajarannya yang begitu disiplin, terlihat disana siswa begitu menikmati apa yang diajarkan oleh pendidik. Sebagai gambarannya mungkin dapat anda lihat di film yang memiliki scene tentang sekolah. Yang take terbaik mungkin siswa berlari riang melepaskan segala penatnya saat bel sekolah berbunyi, melihat betapa indah pemandangan siswa yang belajar di taman sekolah, membaca buka dengan menikmati musik rap yang menstimulus otak untuk meningkatkan konsentrasi, sayapun juga tidak yakin dengan ini.

   Namun kita mungkin juga harus menilik apa yang ada disana. guru tidak hanya pada fungsi pengawasan saja, namun benar - benar mengajar, atau mungkin siswa itu sendri yang rajin belajar dimalam hari. Tidak terlalu diperlukan LBB. Karena mungkin, bakat dan kemampuan sudah berkembang sejak awal dan ia begitu menikmati apa yang ia suka dan sekolah memfasilitasinya.
Memang tidak salah dengan adanya LBB yang begitu banyak, hal ini dapat membuka lapangan kerja baru bagi sarjana - sarjana pendidikan, menambah penghasilan bagi guru. Namun ingatlah sekali lagi, tempat untuk belajar adalah sekolah, sekolah bukan tempat kontes LBB.
Dan pada satu titik, akan sulit sekali ditemukan guru yang benar - benar mengabdi pada keikhlasan dan fungsinya sebagai pendidik. Mungkin hanya di tempat terpencil atau di pedalaman hutan saja. Anda mungkin juga harus paham, bahwa orang - orang produk sistem pendidikan yang lalu juga banyak berhasil pada berbagai hal, dan merekapun begitu menghargai sosok guru sebagai pengajar dan pendidiknya. Namun coba lihat saat ini. Sedikit orang yang menghargai guru, kerena yang membuat pintar sebagian besar bukan karena sosok ini, namun LBB dimana ia belajar, dan suatu ketika orang akan bangga pernah berada di LBB itu daripada di sekolah ini.
Namun yang memang juga harus perlu saya sadari dan pahami. Pembuat keputusan ini adalah orang - orang hebat dan terbaik, yang juga berfikir berhari - hari untuk mencari solusi atas semua pertanyaan yang muncul, menemukan kelebihan dan kekurangannya. Jadi bagaimanapun, saya dan anda sebagai rakyat perlu menghargai semua yang sudah dicapai untuk bangsa atas nama kemajuan. Tapi perlu anda ingat dengan tujuan kemerdekaan kita, jangan pernah gadaikan kepentingan sesaat dan segala sesuatu yang melemahkan negeri ini untuk sebuah nikmat dan keindahan dunia. Gelar Prof tidak pernah berarti jika hanya berjuang dimeja kerjanya, bangsa ini masih belum merdeka, namun bangsa ini telah bebas dari penjajah. Bangsa ini tidak merdeka, karena masih ada orang kelaparan di hutan. Saya bukan orang pintar, namun semoga saya masih menjadi orang yang baik. Dengan tidak sok pintar dan melakukan tindak kriminal. Saya hanya mengungkap yang terpikir dan saya tau. Karena saya BAA dan BSS. Yang cinta pada NKRI.

Leave a Reply

download apilikasi try out sma 2011

Comment